Pengaruh Sejarah Dunia Terhadap Masyarakat di Indonesia Abad 18 – 20

Berbagai peritiwa revolusi pada abad 18 – 20 telah membawa dampak terhadapa seluruh paham kebangsaan Indonesia. Semangat nasionalisme mulai tumbuh di bangsa Indonesia.

Berbagai paham baru tersebut tidak terlepas dari berbagai revolusi yang terjadi di belahan dunia, seperti Revolusi Amerika, Revolusi Prancis dan Revolusi Rusia. Selain hal tersebut adanya revolusi industri yng terjadi di negara Inggris juga mendorong terjadinya perubahan kebijakan pengelolaan tanah jajahan oleh pemerintahan Belanda.

Revolusi Amerika

Pada awalnya Benua Amerika didiami oleh bangsa kulit merah yang dikenal sebagai bangsa India. Bangsa tersebut kemudian dikalahkan oleh bangsa kulit putih dari Eropa sehingga Benua Amerika sekarang menjadi Benua bangsa kulit puth.

Pada tahun 1492, Colombus telah sampai di Kepulauan Bahama. Cuba dan Santo Domingo. Seluruh pulau tersebut telah dikuasai dan masuk ke wilayah kekuasaan spanyol.

Setelah kedatangan Colombus, banyak berbagai orang Spanyol dan Portugis yang datang ke Benua Amerika. Hal ini berdampak kepada Amerika Selatan menjadi jajahan negara Spanyol dan Brasilia menjadi jajahan negara Portugis.

Sejak abad ke – 17 telah terjadi perebutan kekuasaan antara negara Prancis, Inggris, dan Belanda di Amerika Utara. Pada awal tahun 1674 Inggris berhasil menguasai Nieuw Amsterdam yang kemudia berubah namanya menjadi New York.

Setelah perang Tujuh tahun lamanya ( 1756 – 1763 ) antara negara Inggris dan Prancis, negaraInggris berhasil menduduki kanada dan Louisiana. Dampak dari perang tersebut adalah negara Prancis meninggalkan Amerika dan sedangkan negara Inggirs berkuasa penuh sebagai penjajah di Amerika.

Pada tahun 1774 terpecahlah perang antara rakyat Amerika dan Inggris. Berbagai faktor yang menyebabkan  perang tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pendiri Koloni Amerika merupakan pelarian Agama dari Inggris

Raja Inggris terlalu memaksakan seluruh rakyatnya untuk menganut agama Kristen Anglikan serta melarang untuk menganut berbagai agama selain agama tersebut. Seluruh rakyat Inggirs yang tidah tahan dengan paksaan tersebut akhirnya melarikan diri ke Amerika.

2. Paham kebebasan dalam Perdagangan

Pemerintahan Inggris yang merasa paling berkuasa atas koloni Amerika memerintahkan untuk seluruh hasil bumi dari Amerika yang berupa tembakau, kapas, dan gula dijual kepada Inggris.

Selain hal tersebut, seluruh penduduk di daerah koloni diwajibkan untuk membeli berbagai barang hasil dari industri Inggris. Akan tetapi, seluruh rakyat Amerika yang telah menganut paham kebebasan langsung menolak dan menghendaki kebebasan dalam melakukan perdagangan.

3. Inggris memerlukan dana yang besar seusai perang selama tujuh tahun dengan Prancis

Dalam rangka menutup kerugian akibat dari perang selama tujuh tahun ( 1756 – 1763 ) di Eropa, negara Inggris menerapkan pajak yang sangat berat.

Ketentuan tersebut mengenai pajak dituangkan di dalam Revenue Act dan Billeting Act Amerika yang dipimpin oleh Samuel Adams. Mereka memiliki semboyan “ no taxation without representation. “  yang artinya “ tidak adana pajak tanpa adanya perwakilan. “

4. Peristiwa The Boston Tea Party, Desember 1773

Inggris mendatangkan teh ke Amerika, untuk pajak yang ditanggung diserahkan kepada rakyat, jadi rakyatlah yang harus membayar pajak tersebut.

Ketentuan tersebut sangat bertentangan dengan adanya semangat kebebasan dalam melakukan perdagangan. Seluruh rakyat Amerika yang menyamar sebagai suku Indian Mohawk lalu melemparkan teh dari tiga buah kapal Inggris di pelabuhan Boston.

Inggris marah dan kemudian mengeluarkan Undang Undang yang baru yang dianggap sebagai “ Undang Undang paksa “ ( coercive act ) oleh rekyat Amerika. Dampaknya, Penduduk Boston diserang.

Namun, penduduk dari berbagai daerah lainnya membela. Kejadian tersebut yang mendorong pecahnya Perang Kemerdekaan Amerika padatahun 1774.

Dampak Revolusi Amerika bagi negara Indonesia

Peristiwa penjajahan selama ratusan tahun telah membuat Hak asasi bangsa Indonesia terendahkan. Hal tersebut yang melahirkan berbagai macam perlawanan terhadapa para penjajah, baik secara fisik dan bersenjata maupun perlawanan dengan membentuk organisasi modern.

Munculnya golongan terpelajardan semakin luasnya hubungan antar bangsa, khususnyatelah dibukanya Terusan Suez yang telah membuka kesadaran akan perlunya hak asasi manusia.

Para kaum terpelajar berpendapat bahwa untuk bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia tidak mungkin diperoleh dari tangan penjajah, melainkan harus dengan perjuangan dari kekuatan sendiri.

Dan Asumsi tersebut diyakini oleh berbagai organisasi pergerakan nasional sepeti Boedi Oetomo, Serikat Islam, Indische Partij, Perhimpunan Indonesia dan PNI.