10 Jenis Sistem Upah dalam Ilmu Ekonomi

Upah atau gaji dapat merangsang karyawan untuk menggerakkan segenap pikiran, tenaga, dan perhatiannya untuk keberhasilan suatu perusahaan. Ada beberapa sistem dalam pemberian upah atau gaji karyawan, yaitu sebagai berikut.

1. Sistem upah menurut waktu
Besarnya sistem upah ini ditentukan berdasarkan waktu kerja karyawan, yaitu upah yang diberikan per jam, upah yang diberikan per hari, upah yang diberikan per minggu, dan upah yang diberikan per bulan. 

Dalam sistem upah menurut waktu, pembayaran upah dapat dilakukan dengan mudah, selain itu, perhitungan upah ini juga tidak menyulitkan. Namun sayangnya, sistem upah menurut waktu ini, jika dilaksanakan secara murni, maka tidak akan ada perbedaan antara karyawan yang rajin dengan karyawan yang tidak rajin, sehingga karyawan tidak memiliki dorongan untuk bekerja lebih baik lagi.

2. Sistem upah menurut kesatuan hasil
Sistem upah menurut kesatuan hasil ini pada umumnya digunakan pada perusahaan industri. Jumlah upah yang akan diterima oleh karyawan bergantung pada jumlah produksi atau hasil yang dicapai oleh masing – masing karyawan. Oleh karena itu, karyawan yang semakin rajin untuk mencapai upah yang lebih tinggi.

Namun, apabila tidak dilakukan kontrol mutu yang ketat, maka akan menghasilkan mutu barang yang rendah. Guna mengatasi kondisi tersebut, maka langkah yang dapa dilakukan yaitu pengendalian mutu secara cermat dan ditetapkan batasan dalam upah minimal, tanpa memperhatikan hasil kerjanya. Selain jumlah hasil, perlu pula memasukkan persyaratab mutu untuk menetapkan besarnya upah.

Pelajari juga: Jenis Jenis Pengangguran menurut Ilmu Ekonomi

3. Sistem upah borongan
Sistem upah borongan muncul disebabkan karena perusahaan tidak perlu menanggung resiko yang berkaitan dengan karyawan. Perusahaan juga tidak perlu menyeleksi dan mencari pekerja yang dibutuhkan. Untuk mengatasi hal tersebut, pada umumnya upah sistem borongan lebih mahal dibandingkan upah harian.

Besarnya upah yang diterima dalam sistem borongan ini ditentukan oleh jumlah barang yang dihasilkan oleh seorang karyawan atau sekelompok karyawan. Guna menjaga mutu hasil pekerjaan, ketentuan dari barang yang dihasilkan perlu ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama, termausk kondisi dan persyaratan kerja, perlengkapan yang digunakan, dan cara bekerja.

4. Sistem upah premi
Sistem upah premi yaitu disediakan upah tambahan atau premi bagi karyawan yang mampu bekerja lebih baik.

5. Sistem upah indeks
Sistem upah indeks merupakan upah yang dibayarkan berdasarkan indeks biaya hidup. Hal tersebut berarti naik turunnya indeks biaya hidup akan turut dalam menentukan besarnya upah yang diterima oleh pekerja.

6. Sistem upah skala
Sistem upah skala merupakan upah yang dibayar berdasarkan skala penjualan. Hal tersebut berarti terdapat hubungan yang berbanding lurus antara jumlah penjualan dengan upah yang dibayarkan. Jika jumlah penjualan meningkat, maka upah yang dibayarkan akan meningkat pula, dan apabila penjualan turun, maka upah yang dibayarkan juga akan menurun.

7. Sistem bonus
Sistem bonus merupakan suatu usaha untuk memperbaiki kelemahan dalam cara pembayaran upah. Bonus merupakan pembayaran tambahan di luar upah atau gaji yang bertujuan untuk merangsang atau memberi insentif agar karyawan dapat menjalankan tugas dengan lebih baik dan bertanggung jawab.

8. Sistem mitra usaha
Pembayaran upah dalam sistem mitra usaha ini sebagian diberikan dalam bentuk saham perusahaan. Saham tersebut tidak diberikan pada pekerja secara perorangan, melainkan pada organisasi pekerja di perusahaan tersebut.

9. Sistem upah menurut banyaknya produksi atau produktivitas
Merupakan sistem upah yang diberikan sesuai dengan peningkatan atau penurunan jumlah produksi barang atau jasa.

10. Sistem upah menurut prestasi
Merupakan upah yang diberikan sesuai dengan prestasi atau jumlah barang yang dapat dihasilkan oleh masing – masing pekerja.