Jenis – jenis pengangguran menurut sebab terjadinya dibedakan menjadi, sebagai berikut.
- Pengangguran konjunktal. Artinya pengangguran yang disebabkan oleh adanya gelombang konjunktur, yaitu disebabkan karena adanya kelesuan atau kemunduran kegiatan dalam ekonomi nasional. Hal tersebut dapat terjadi ketika masyrakat mengalami kelesuan dan barang menjadi tidak laku, kemudian produksi barang akan dikurangi atau setidaknya tidak akan dilakukan penambahan barang, hingga akhirnya faktor produksi menjadi dikurangi, yang berarti ini dapat terjadi pengangguran.
- Pengangguran struktural. Pengangguran ini terjadi disebabkan oleh adanya masalah dalam segi penawaran, artinya jika masyarakat masih mengalami kekurangan dalam perusahaan industri, kekurangan prasarana, kekurangan modal, kurang keahlian, dan kekurangan – kekurangan lain yang menimbulkan pengurangan pada produksi karena tidak dapat ditingkatkan dan banyak faktor produksi yang tidak akan terpakai. Pengangguran ini dapat terjadi karena penggantian tenaga manusia dengan teknologi.
- Pengangguran musiman. Pengangguran ini dapat terjadi secara berkala yang disebabkan karena pengaruh musim. Hal ini dapat terjadi pada sektor pertanian, di mana pekerjaan paling padat terjadi ketika musim tanam dan musim panen. Pengangguran yang terjadi di pedesaan sering disebut juga sebagai pengangguran tersembunyi atau tidak kentara atau disguised unemployment, sebab terlihat ada saja hal – hal yang dikerjakan, namun jika mereka tidak ikut bekerja, maka produksi juga tidak akan berkurang.
- Pengangguran friksional atau transisional atau peralihan. Pengangguran ini dapat terjadi karena perpindahan tenaga kerja dari sektor atau pekerjaan yang satu ke sektor atau pekerjaan yang lain. Dalam suatu negara, pengangguran jenis ini dinilai normal jika tidak melebih 3 – 5 %.
- Pengangguran siklis. Pengangguran ini dapat terjadi jika permintaan lebih rendah dibandingkan dengan output potensial dari perekonomian. Di mana kemampuan ekonomi suatu bangsa menjadi lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan yang harus dicapai. Pengangguran siklis dapat diukur dari jumlah orang yang bekerja dikurangi dengan jumlah orang yang seharusnya mempunyai suatu pekerjaan pada tingkat pendapatan nasional.
Baca juga: Pengertian Ekonomi Mikro
Berdasarkan lamanya waktu kerja, pengangguran dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu pengangguran terbuka, pengangguran setengah menganggur, dan pengangguran terselubung.Akibat dari pengangguran, yaitu sebagai berikut.
- Orang yang tidak bekerja tentu saja tidak memiliki penghasilan, sehingga tidak dapat membelanjakan uangnya untuk membeli kebutuhan hidup.
- Menimbukkan efek psikologis yang buruk bagi penganggur dan keluarganya.
- Menimbulkan kekacauan sosial dan politik, mungkin juga menimbulkan kriminal.
- Terhambatnya pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi merosot.
Cara – cara mengatasi pengangguran, yaitu sebagai berikut.
- Pengangguran struktural. Cara untuk mengatasi pengangguran struktural dilakukan dengan peningkatan mobilitas tenaga kerja dan modal. Peningkatan mobilitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan cara memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih kembali keterampilannya agar dapat memenuhi tuntutan dari kualifikasi di tempat baru. Sedangkan peningkatan modal dapat dilakukan dengan cara memindahkan industri atau padat karya ke wilayah yang masih mengalami pengangguran.
- Pengangguran siklus. Cara untuk mengatasi pengangguran siklus yaitu melalui manajemen yang mengarahkan pada permintaan – permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang telah melimpah.
- Pengangguran musiman. Cara untuk mengatasi pengangguran ini adalah perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat – tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.
- Pengangguran teknologi. Cara untuk mengatasi pengangguran ini dengan cara pemerintah mendirikan pusat atau balai latihan kerja, sebagai tenaga ahli yang dapat mengoperasikan atau menggunakan teknologi canggih. Atau dengan cara menggalakkan pembangunan sektor informal sebagai home industry.